Jumat, 28 September 2012

sebel

harusnya dia tahu
tapi rupanya pura-pura tidak tahu
atau memang sudah jadi tabiatnya
merasa paling pinter
sehingga segala aturan terserah saya saja
harusnya kamu mengerti
orang lain masih membutuhkan kursimu
kamu malah asyik tiap tahun
bertamasya di balik penderitaan orang lain
enaknya kamu
tidak tahu diri
sebel
kamu memang licik kata orang
kamu memang pandai bersilat lidah
membenarkan apa yang menurut mu benar
meski aturan tidak membolehkan
contohnya aturan harus lima tahun sekali minimal
tapi kamu berangkat hampir tiap tahun
apa kamu sadar, bahwa
ada hak orang lain yang jatahnya diambil
yang lain menderita
kamu malah enak-enakan saja
seperti tidak punya perasaan
sebel
kamu padahal pandai berkoar
menyampaikan aturan dengan fasihnya
tapi perbuatanmu
jaun panggang dari pada api
dasar kamu tidak punya rasa
keadilan sosial bagi umat
yang merindukan kesucian
yang mendambakan ingin menginjak kaki di sana
sebel
kamu tega mempermainkan hati orang
dengan sejuta alasan
ujung ujungnya pulus yang mulus
semuanya jadi serba halal
itu menurutmu
kata orang aku iru dan dengki kepadamu
mungkin iya, tapi...
hati nuraniku meminta keadilan
entah pada siapa
toh...kata orang kamu sedang melaksanakan tugas suci
sebel
memang kamu menyebalkan
karena tidak punya perasaan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar